Cermati DBD
TANGERANG SELATAN, Masuk musim hujan, penyakit demam berdarah dengue condong bertambah. Oleh karenanya, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan memohon warga mewaspadai penyakit yang berjangkit melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Dadang Epid, Minggu (11/10), menyampaikan, tiga dari tujuh kecamatan di Tangsel sampai saat ini masih tetap dalam status zona merah demam berdarah dengue (DBD). Ketiga kecamatan itu yaitu Pondok Aren, Ciputat, serta Pamulang. Yang paling banyak angka peristiwa DBD yaitu Pondok Aren. Tiga kecamatan lain yg tidak masuk zona merah yaitu Serpong, Serpong Utara, Ciputat Timur, serta Setu. ”Biasanya, masuk musim hujan, curah hujan tak menentu. Kadang-kadang turun hujan serta sekian hari kering. Waktu seperti ini warga orang-orang mesti siaga, ” papar Dadang. Puskesmas Pondok Aren mencatat, daerah epidemi di Kecamatan Pondok Aren yaitu Kelurahan Pondok Kacang Barat, Parigi, Parigi Lama, Pondok Aren, serta Pondok Jaya. ”Mengacu dari th. lantas, November serta Desember, penyakit DBD umumnya masuk puncaknya, ” tutur Dadang. Dinas Kesehatan Kota Tangsel mencatat, jumlah pasien DBD dari Januari hingga awal Oktober yaitu 1. 476 orang. Pada Agustus lantas, dua warga Pondok Karya wafat dunia lantaran DBD. Riskan banjir Masuk musim hujan, Pemerintah Kota Tangsel juga mewaspadai 10 titik riskan banjir di wilayahnya. Titik-titik riskan itu menyebar di tujuh kecamatan, yaitu Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Pamulang, serta Setu. Penyebabnya paling utama banjir di lokasi itu yaitu buruknya drainase serta minimnya daerah resapan air. Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel mencatat, kesepuluh titik riskan banjir itu, diantaranya, yaitu Reni Jaya, Pamulang, Cempaka Putih, Pondok Ranji, Pondok Cabe, Pondok Aren, Pondok Hijau, serta Serua. Titik-titik itu adalah lokasi berlangganan banjir tiap-tiap musim hujan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel Eddy A Malonda menyampaikan, pihaknya sekarang ini tengah lakukan perbaikan drainase. Menurut Eddy, banjir juga akibat minimnya daerah resapan. Ruangan terbuka hijau begitu terbatas akibat tidak seimbangnya pembangunan di lokasi itu. Menurut Eddy, topografi lokasi Tangsel elevasinya alami penurunan. Air mengalir dari selatan ke utara menuju lokasi Kota Tangerang. Air mengalir ke Sungai Cisadane, Angke, serta Pesanggrahan. ”Idealnya, Tangerang Selatan bebas banjir, namun sebenarnya Tangerang Selatan juga banjir, ” kata Eddy. (PIN)